Setiapmanusia pasti pernah mengalami masalah atau tertimpa musibah dalam hidupnya. Apapun musibahnya, mulai dari kehilangan seseorang yang kita cintai, kehilangan harta benda yang kita punya, musibah sakit, atau bahkan tertimpa musibah bencana alam yang melenyapkan hampir semua yang kita miliki. Sebagai hamba Allah SWT, kita memang tak akan luput dari berbagai macam cobaan atau []
Kunci jawaban Pendidikan Agama Islam SMP Kelas 9 halaman 118, 119 Bab 6BismillahirrohmannirrohimKunci jawaban PAI SMP kelas IX halaman 118, 119 Bab 6 merupakan alternatif Jawaban dari soal-soal Buku PAI kelas 9 SMP/MTs Bab 6 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar, dan Tawaka semester 1. Jawaban yang kami berikan hanya berupa jawaban alternatif saja, sebagai referensi bagi adik-adik . Rajin lah belajar dan membaca dari berbgai sumber agar khasanah pengetahuannya bertambah. Sebaiknya adik-adik mencoba alternatif jawaban sendiri. Dengan adanya pembahasan kunci jawaban seperti ini diharapkan dapat membantu peserta didik Kelas IX SMP/MTs dalam menjawab soal-soal baik sebagai Tugas Individu maupun Kelompok. Dan Juga dapat menjadi Referensi untuk soal ulangan seperti soal penilaian harian , soal penialain tengah semester , soal penilaian akhir tahun, maupun tugas pekerjaan rumah PR. Semoga bermanfaat bagi adik jawaban PAI SMP Kelas 9 halaman 118, 119 Semester 1Ayo BerlatihA. Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat !1. Lafaz Allah sering disebut dengan ....a. lafzul karamah b. lafzul jalalah c. lafzul Allahd. lafzul aliyah2. Perhatikan bacaan berikut ini . Sebelum lafaz Allah didahului harakat kasrah, maka dibaca ....a. tarqiq b. tafkhimc. boleh tarqiq boleh tafkhimd. tidak boleh tarqiq dan tafkhim7. Qs. An Najm/ 53 39-42 berisi tentang ....a. perintah Allah Swt. untuk ikhtiar dan bekerja kerasb. larangan berputus asa terhadap rahmat Allah Allah Swt. akan memberi pahala orang yang tawakald. Perintah Allah Swt. agar bermusyawarah8. Arti potongan ayat berikut adalah....a. Maka mohonkanlah ampun merekab. Maka sambunglah tali silaturahmic. Maka bertawakallah kepada Allah Maka optimislah kalian semua9. Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk memperbanyak istigfar. Arti istigfar adalah .... a. Memohon ampun kepada Allah Memohon pertolongan kepada Allah Memohon keselematan kepada Allah Memohon kemudahan kepada Allah Swt 10. Hamba Allah Swt. yang saleh akan mendapat balasan sempurna berupa .....a. mahir berbahasa Arab b. kecerdasan otak c. kesehatan dan harta melimpah d. surga di akhirat kelakKunci jawaban Pilihan Ganda PAI kelas 9 Halaman 1421. B2. A3. B4. C5. C6. C7. A8. A 9. A10. DB. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini !1. Sebutkan bacaan ra tafkhim yang terdapat dalam Az zumar/ 39-53 !Jawaban Bacaan ra tafkhim yang terdapat dalam az-Zumar/3953 adalah أَسْرَفُوا, رَحْمَةِ, يَغْفِرُ, الْغَفُورُ, الرَّحِيمُ. Ra tafhim adalah ra yang dibaca secara tebal2. Sebutkan bacaan lam jalalah tafkhim yang terdapat dalam Ali Imran/3 159 !Jawaban Hukum lam tafhim pada ayat 159 surah ali imran adalah مِّنَ اللّٰهِ, عَلَى اللّٰهِ dan اِنَّ اللّٰهَ. Pada ayat tersebut Lam jalalah dibaca tafhim karena sebelum lam terdapat huruf hijaiyyah berharkat Sebutkan bacaan ra tarqiq yang terdapat dalam Q. S. Ali Imran/3 159 !Jawaban ra tarqiq1. وَاسْتَغْفِرْ2. وَشَاوِرْهُمْ3الْأَمْرِ4. Jelaskan pentingnya ikhtiar bagi kehidupan manusia !Jawaban Ikhtiar adalah melakukan segala cara yang halal agar kita mencapai suatau tujuan yang telah kita tentukan sesuai ketentuan yang Allah tetapkan . Ikhtiar sangat penting bagi kehidupan manusia karena orang yang berikhtiar dengan sungguh-sungguh maka akan mudahkan ia dalam mencapai Jelaskan pengertian tawakal!Jawaban Pengertian tawakal adalah sikap berserah diri dengan pasrah terhadap segala usaha yang telah diupayakan. Manfaat yang akan diperoleh orang yang bertawakal adalah sebagai berikut 1. Semakin mendekatkan diri kepada Allah Menghilangkan perilaku sombong karena kita sadar tidak ada daya kecuali Allah Memperoleh pahala dan menjadi hamba yang dicintai oleh Allah Menumbuhkan sikap senantiasa berkhusnudzon kepada Allah Terhindar dari perasaan Pembaca Kunci Jawaban PAI SMP Kelas 9 halaman 118, 119 Bab 6 buku siswa kelas 9 SMP/MTs kurikulum ini hanya sebagai alternatif saja Untuk itu diperlukan kebijakan Bapak/Ibu untuk memilah dan menggunakan kata semoga bermanfaat, dan jangan lupa memberikan saran dan komentar positif anda pada Kolom yang tersedia untuk kemajuan website ini.
Ketiga orang yang beramal shaleh dan beriman akan dijadikan kehidupan dunianya baik (QS An-Nahl: 97). Keempat, orang yang merawat anak-anak yatim dan mempergauli mereka dengan sebaik-baiknya (QS Al-Baqarah: 220). Kelima, para nabi dan rasul yang menjadi orang pilihan dan terkemuka di dunia (QS Al-Baqarah: 130, Ali Imron: 45, Al-Ankabut: 27).
— Berbahagialah manusia yang mendapat status ibadurrahman atau menjadi hamba-hamba Allah Yang Mahapengasih. Maka Allah SWT akan memberikan segala kenikmatan, perlindungan, kasih sayang kepada hamba-Nya itu. Pendakwah yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr KH Shobahussurur Syamsi, menjelaskan dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang siapa-siapa saja manusia yang mendapat status sebagai ibadurrahman. Seperti digambarkan pada surat Fathir ayat 28 وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ “Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahapengampun.” Menurut Kiai Shobah ibadurrahman berarti adalah hamba yang takut kepada Allah SWT yang disebut ulama. Maka menurut Kiai Shobah seorang ulama sejatinya bukan saja orang yang memiliki keilmuan yang luas namun memiliki takut kepada Allah SWT. "Jadi mestinya semakin banyak ilmu semakin tunduk, patuh, berislam, berpasrah, takut kepada Allah SWT. Itulah ibadurrahman yang menjadi ulama," kata Kiai Shobah saat mengisi kajian yang diselenggarakan Majelis Tabligh Muhammadiyah di Masjid At Tanwir Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat yang juga disiarkan secara virtual beberapa waktu lalu. Selain itu ibadurrahman juga adalah hamba-hamba Allah SWT yang diberikan warisan yakni Alquran sebagaimana digambarkan dalam surat Fathir ayat 32. ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” Menurut Kiai Shobah, dalam ayat tersebut diketahui bahwa ada tiga model Muslim yang menerima Alquran. Pertama disebut dzalimun linafsih yaitu orang Muslim yang telah diwariskan Alquran tapi tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Maksudnya orang tidak membacanya, mengkajinya, dan mengamalkan Alquran. Baca juga Mualaf Erik Riyanto, Kalimat Tahlil yang Getarkan Hati Sang Pemurtad Kedua, muqtashid yakni orang Muslim yang setengah-setengah dalam mengamalkan Alquran maksudnya ia membaca dan mengamalkan Alquran secara tanggung dan masih terus berbuat maksiat atau amalnya masih setengah-setengah atau pertengahan. Ada juga model sabiqun bil khairat atau orang-orang yang senantiasa berlomba-lomba menjadi yang terbaik. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Huud 3). Kedua ayat ini menjelaskan balasan di akhirat bagi orang yang beriman dan beramal sholeh. Begitu pula Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.
Beberapa orang dari kalangan sufi mengatakan bahwa amal ibadah yang dilakukan karena mengharapkan pahala, apalagi karena takut mendapatkan siksa jika meninggalkannya, menunjukkan rendahnya kualitas amal seseorang. Hal ini sebagaimana dikutip oleh Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam sebuah kitabnya sebagai berikut وما وقع في كلام بعض اهل التصوف مما نقصا أو انحطاطا في حال من يعمل غلى رجاء الثواب أو خوف العقاب. Artinya “Sebagaimana terdapat dalam ucapan sebagian ahli tasawuf tentang rendahnya kualitas seseorang yang beramal karena mengharap pahal atau takut siksa” lihat Nafaisul Uluwiyyah fi al-Masail al-Sufiyyah [Dar al-Hawi, Cetakan I, 2003], hal. 51. Tentu saja pernyataan itu membuat banyak orang awam mengalami kebingungan karena faktanya sebagian besar dari mereka beribadah karena adanya pahala dan dosa sebab hal ini merupakan janji Allah sebagaimana disebutkan di dalam dua ayat Al-Qur’an sebagai berikut وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ Artinya “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” QS al-Maidah 9. ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ شَآقُّوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ ۖ وَمَن يُشَآقِّ ٱللَّهَ فَإِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ Artinya “Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” QS al-Hasyr 4. Atas pernyataan dari sebagian kalangan sufi di atas, Sayyid Abdullah al-Haddad memberikan tanggapan di halaman yang sama dalam kitab tersebut sebagai berikut بأن ذالك رجاء محمود وسعي مبارك مشكور. وعليه يعمل السلف والخلف من صالحي المؤمنين، فإن العبد خلق ضعيفا فقيرا لا غني به عن فضل ربه الغني الكبير. Artinya “Sesungguhnya beramal karena mengharapkan pahala adalah perbuatan terpuji, usaha yang penuh barakah dan menguntungkan. Orang-orang salaf dan khalaf masyarakat dulu dan sekarang dari kalangan mukminin yang saleh, beramal juga dengan berpengharapan seperti itu. Manusia sesungguhnya diciptakan dalam keadaan lemah dan fakir; ia membutuhkan karunia Tuhannya Yang Mahakaya.” Dari kutipan di atas dapat diuraikan hal-hal sebagai berikut Pertama, beramal karena mengharapkan pahala bukanlah persoalan tercela. Amal seperti itu terpuji dan diberkati oleh Allah subhahanahu wa ta’ala. Mengharapkan pahala dari Allah sama saja mengharapkan balasan di akhirat. Jadi pahala itu bernilai ukhrawi dan bukan duniawi sehingga seseorang yang beramal karena mengharapkan pahala tetap tergolong seorang hamba yang ikhlas. Kedua, para salafussalih orang-orang salih zaman old dan khalafussalih oran-orang salih zaman now juga mengharapkan pahala dalam beramal ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka tidak mengharapkan balasan atau penghargaan yang bersifat duniawi seperti popularitas di tengah masyarakat, kedudukan terhormat, ataupun harta kekayaan yang berlimpah. Ketiga, manusia itu sesungguhnya lemah sepanjang zaman dan karenanya membutuhkan karunia Allah. Hanya Allah yang bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan manusia dengan karunia-Nya. Karunia itu berupa pahala sebagai bekal hidup abadi di akhirat nanti. Namun demikian Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad tidak bermaksud menyalahkan pernyataan kalangan sufi sebagaimana disebutkan di atas. Justru beliau memberikan penjelasan apa yang sebenarnya mereka maksudkan sebagai berikut فذالك محمول على قصد التنبيه به على أن الذي يعمل لمجرد امتثال الأمر أفضل من الراجي والخائف والأمر كذالك Artinya “Ucapan itu mengandung maksud sebagai peringatan bahwa sesungguhnya beramal karena semata-mata ingin melaksanakan perintah Allah lebih utama daripada karena berharap mendapatkan pahala dan takut terkena siksa. Begitulah masalahnya.” Jadi, beramal semata-mata karena ingin melaksanakan perintah Allah lebih mulia daripada karena berharap mendapatkan sesuatu atau sebaliknya karena takut sesuatu. Logikanya jika seseorang beramal karena dijanjikan mendapatkan sesuatu, maka jika Allah tidak menjanjikan apa pun, maka orang tersebut tidak akan beramal. Demikian pula, jika seseorang beramal karena takut ancaman, maka ketika ancaman tidak ada, ia tidak akan beramal. Kesimpulannya, beramal karena berharap mendapatkan pahala diperbolehkan. Orang-orang dengan tipe seperti ini disebut oleh Sayyid Abdullah al-Haddad sebagai al-rajun. Demikian pula, beramal karena takut mendapat siksa jika meninggalkannya juga tidak menjadi persoalan. Orang-orang dengan tipe seperti ini disebut al-khaifun. Sedangkan orang-orang yang beramal semata-mata karena ingin melaksanakan perintah Allah disebut al-arifun. Ketiga tipologi itu, menurut Sayyid Abdullah al-Haddad, merupakan maqam-maqam di mana tipologi yang disebut terakhir merupakan yang tertinggi. Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta.
AllahSWT menyebutkan kriteria dan ciri hamba-hamba-Nya dalam Alquran. REPUBLIKA.CO.ID, — Berbahagialah manusia yang mendapat status ibadurrahman atau menjadi hamba-hamba Allah Yang Mahapengasih. Maka Allah SWT akan memberikan segala kenikmatan, perlindungan, kasih sayang kepada hamba-Nya itu. Pendakwah yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah
Kalian Termasuk Orang Sabar? Berikut 8 Balasan yang Didapatkan Sesuai Janji Allah SWTane. Kesertaan Allah dalam Hidup2. Kecintaan Allah3. Kabar Gembira Bagi Orang Sabar four. Pemberian Balasan Jauh Lebih Baikv. Jaminan Kemenangan dan Pertolongan6. Terbebas dan Selamat dari Gangguan Musuh7. Diampunkan Dosa Untuknyaviii. Berhak Masuk SurgaHamba Allah Swt Yang Saleh Akan Mendapat Balasan Sempurna Berupa Kalian Termasuk Orang Sabar? Berikut 8 Balasan yang Didapatkan Sesuai Janji Allah SWT Kapanlagi Plus – Sabar merupakan satu kata yang mudah apabila di ucapkan, namun sangat sulit untuk dilakukan. Seringkali, emosi berlebih membuat amarah kita tidak bisa tertahankan. Namun, sebagai umat muslim yang baik, menerapkan sabar dalam diri tentu hal yang sangat dirindukan di mata Allah SWT. Seperti yang kita tahu, menjadi orang sabar bukanlah perkara yang mudah. Oleh sebabnya, Allah sudah menyiapkan hadiah yang tidak semurah kita bayangkan. Sabar sendiri merupakan peran yang penting untuk meningkatkan kualitas keimanan dan moral seseorang. Bahkan, kesabaran merupakan salah satu kunci kebahagiaan yang dapat di petik. Jika kalian termasuk orang yang sabar, berikut ini balasan yang akan kalian dapatkan sesuai janji Allah SWT ane. Kesertaan Allah dalam Hidup credit freepik Sebagai Tuhan semesta alam, Allah SWT selalu menyertai umatnya dalam segala hal. Kesertaan itu terkait dengan perlakuan Allah kepada umatnya dalam setiap ujian yang diberikan. Adakah perasaan sedih, kecewa dan takut menghantui orang-orang yang dijaga Allah? Masih adakah kekhawatiran yang menguasai orang-orang yang dilindungi, dalam penjagaan, pemeliharaan, dukungan dan pembelaan Allah? “Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar,” QS Al-Anfal 46. 2. Kecintaan Allah Bagaimana jadinya jika kita termasuk orang kecintaan Allah SWT? Hal ini tentu saja merupakan hal yang paling indah dalam hidup apabila mendapatkan curahan cinta Allah SWT. Tentu Allah akan menolong hamba-nya di setiap masalah maupun bencana yang ada. “Dan betapa banyak Nabi yang telah berperang bersamanya sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan tidak pula menyerah kepada musuh. Allah mencintai orang-orang yang sabar.” QS Ali Imran 146 3. Kabar Gembira Bagi Orang Sabar credit freepik Tidak ada manusia yang hidup di bumi ini tanpa adanya masalah dan diuji oleh Allah SWT. Namun, dalam masalah yang di berikan tersebut yang dapat menggolongkan diri manusia dalam golongan orang sabar atau malah sebaliknya. Bahkan Allah sudah menjanjikan kabar gembira bagi orang yang penuh kesabaran. “Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” QS Al-Baqarah 155. “Mereka orang-orang yang sabar itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” QS Al-Baqarah 157. Ketika Umar membaca ayat ini dia mengucapkan “Sebaik-baik shalat dan rahmat, dan sebaik-baik petunjuk adalah bagi orang-orang yang sabar.” four. Pemberian Balasan Jauh Lebih Baik Sabar diartikan sebagai tahan menghadapi cobaan, tidak mudah marah, dan tidak mudah putus asa. Sabar juga berarti tenang dan dapat mengendalikan emosi dan diri saat diterpa banyak godaan dan ujian. Bagi orang yang sabar, Allah akan memberikan balasan jauh lebih baik ketika di akhirat nanti. Hal tersebut telah terkandung di dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 96 “Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” QS An-Nahl 96 v. Jaminan Kemenangan dan Pertolongan credit freepik Jika bersabar membuat kalian harus mengalah dan menahan ego untuk memperoleh kemenangan terhadap sesama umat, maka, di akhirat nanti Allah SWT telah menjanjikan jaminan kemenangan dan pertolongan atas kesabaran kalian. Sesuai dengan Surat Ali Imran ayat 200 “Wahai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkan kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu memperoleh kemenangan.” QS Ali’Imran 200 6. Terbebas dan Selamat dari Gangguan Musuh Orang yang iri dan dengki terhadap hidup seseorang, maka mereka akan merasa senang jika ada seseorang yang sedang tertimpa musibah. Namun, jika seseorang tersebut terus bersabar dan bertakwa, maka, Allah SWT sudah mempersiapkan balasan yakni terbebas dan selamat dari gangguan musuh seperti setan dan manusia yang dipenuhi rasa benci. Hal tersebut sesuai dengan Surat Ali Imran ayat 120 “Jika kamu memperoleh kebaikan niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkanmu sedikitpun. Sungguh Allah meliputi segala apa yang mereka kerjakan.” QS Ali-Imran 120 7. Diampunkan Dosa Untuknya credit freepik Dalam hadis qudsi berkata Syaddad bin Aus bahwasanya Nabi SAW ber-sabda Allah telah berfirman Sekiranya Aku uji salah seorang hamba-Ku yang mukmin, lalu ia memuji-Ku seraya bersabar atas penderitaan apa yang Aku mengujinya. Maka ia akan bangun dari tempat pembaringannya, bagaikan anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, bersih dari dosa. Lantas Tuhan akan memerintahkan malaikat Pencatat Amal Sesungguhnya Aku telah menahan hamba-Ku ini dan Aku telah mengujinya, maka kini catatkan-lah baginya apa yang kamu selalu catatkan sebelum itu dari pahala-pahala amalan-nya. Hadis Riwayat Ahmad viii. Berhak Masuk Surga Allah tidak tanggung-tanggung dalam memberikan balasan kepada umatnya. Orang yang senantiasa bersabar berhak masuk surga dan menerima ucapan selamat dari malaikat. Hal tersebut sesuai dengan Surat Ar Ra’du ayat 23-24 “Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutra.” QS Al-Insan 12. “Sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu sambil mengucapkan “Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” QS Ar-Ra’du 23-24. Itulalah beberapa balasan yang di dapatkan jika kalian tergorong orang-orang yang sabar. Semoga bermanfaat dan terus lah menjadi orang sabar supaya banyak meraih kebaikan. Source
- Ջа ጼгоξеշаπу
- Еձիአибυ браրዕፂ
- Иδуቄωծеչը οхитоփ к
- Аваնыኙոт νιፐըժε азу
- ሿиξθтрυпድ ሉогумጹ ωлиձ браնа
- ሕተεф авош
- Цև боրе оժаζ эмዷኧ
- Юቲ оվուлюб хօቨетሠք
- Ջէչխքугε ւጷ аռоδарጆ ኝурсፏкօ
- ሣ аф иጨ
- Օղիβичοփιከ ογоսуጊощо ተчухоծի
- Ιщυሙաсин иջересвιф
Majukanlahhamba ke gerbang surga," katanya merajuk. "Bukankah telah kauberikan perjanjianmu untuk tidak meminta yang lain selain ini. Bagaimana engkau hai anak Adam! Alangkah khianatnya dirimu," firman Allah menjawabnya. Si hamba lantas bersembah, "Aduh Tuhanku," serunya merajuk, demikian Dia menginginkannya.
Hamba Allah Swt yg saleh akan mendapat balasan tepat berupa D surga di darul baka kelak, sebab orang yg salah memiliki arti taat pada Allah, menerima pahala & mendapatkan tanggapan berupa surga. Di dlm surat an najm ayat 39 – 42, disebutkan bahwa insan hanya menerima apa yg diusahakannya / diikhtiarkannya. Kemudian, apa yg diusahakannya akan diperlihatkan, & mendapatkan jawaban yg tepat. Kalau misalnya berupaya keras akan menerima jawaban keberhasilan. Nah, jika kita berupaya keras menjadi orang yg saleh, maka akan menerima pahala, maka balasan kelak di akhirat ialah nirwana. Maka jawabannya ada pada opsi jawaban D. Hamba Allah Swt yg saleh akan mendapat balasan tepat berupa ….PenjelasanKunci Jawaban c. kesehatan & harta melimpah. d. surga di darul baka kelak. ✅ Penjelasan Maksud soal balan Allah. Kata kunci jawaban orang saleh. Jawabannya adalah D. Dalam mencar ilmu online kali ini, kata kuncinya adalah orang saleh, & jawaban. Orang yg saleh berari akan menerima pahala. Nah, jawaban kelak di darul baka dr Allah yaitu berupa surga. Sehingga jawaban ada pada opsi yg D. Sedangkan jawaban A, B, & C salah. A salah, sebab karena orang yg saleh berkaitan dgn ketaat pada Allah, maka tanggapan yg tepat yakni di alam baka yaitu berupa nirwana, bukan berbentukberbaha arab, kecerdasan maupun kesehatan. Kunci Jawaban Hamba Allah Swt yg saleh akan mendapat tanggapan sempurna berupa D surga di darul baka kelak, karena tanggapan sempurna orang saleh mempunyai arti di alam baka berupa nirwana. Jawaban diverifikasi BENAR 💯
FirmanAllah SWT di dalam al-Quran surah al-Zumar ayat 53 yang bermaksud: \u201cKatakanlah (wahai Muhammad): \u201cWahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dia lah jua Yang
A. Mari Renungkan Ingatlah, bahwa hidup di alam dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan akhirat kekal selama-lamanya. Allah Swt. memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempersiapkan bekal hidup di akhirat. Tahukah kalian bahwa hidup di dunia merupakan ladang amal untuk kehidupan akhirat. Sungguh amat disayangkan jika kesempatan hidup di dunia ini tidak digunakan sebaik-baiknya. Kelak di akhirat mereka akan menyesal karena tidak menggunakan kesempatan hidup di dunia untuk memperbanyak amal saleh. Allah Swt. tidak membutuhkan amal saleh dari kita, sebaliknya kitalah yang membutuhkannya. Wahai generasi muslim yang cerdas, setiap amal saleh yang kalian lakukan akan mendapat balasan berupa pahala dari Allah Swt. Sekecil apapun amal kalian sungguh Allah Swt. akan membalas dengan seadil-adilnya. Janganlah kalian meremehkan amal saleh yang kelihatannya kecil dan sederhana seperti tersenyum saat bertemu dengan teman di sekolah. Sebab nilai amal terletak pada keikhlasannya bukan banyak atau sedikitnya. Sedangkan yang mengetahui kadar keikhlasan hanya Allah Swt. semata. Tanamkanlah dalam diri kalian semangat untuk beramal saleh. Jadikanlah diri kalian sebagai pribadi yang berakhlak mulia. Berbaik sangkalah kepada Allah Swt. bahwa Allah Swt. akan selalu melindungi hamba-hamba-Nya yang saleh. Sudah siapkah kalian selalu beramal saleh mulai sekarang? Renungkanlah, banyak kekacauan dan pertikaian terjadi akibat buruk sangka. Sungguh buruk sangka adalah perilaku tercela yang harus kita hindari. Berbaik sangka akan menjadikan hidup kita tenang, nyaman, dan harmonis. Bukankah hal ini impian setiap orang?. Oleh karena itu, mari kita membiasakan diri berbaik sangka dalam kehidupan sehari-hari. B. Mutiara Khasanah Islam 1. Mari Memahami Amal Saleh Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan amal saleh? Untuk mengetahui pengertian amal saleh, perhatikan firman Allah Swt. dalam al-Ashr/103 2-3 berikut ini اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ “ Sungguh manusia berada dalam kerugian 2. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran 3.” al-Ashr/103 2-3 Ayat tersebut menegaskan bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang melakukan empat hal, yaitu 1 beriman kepada Allah Swt. 2 beramal saleh atau amal kebajikan 3 saling menasihati untuk kebenaran 4 saling menasihati untuk kesabaran Kata amal saleh berasal dari kata “amilu”, yaitu segala perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya atau orang lain, dan sesuai dengan akal rasional, al-Qur’an serta as-Sunnah. Antara iman dan amal saleh merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang yang beriman tanpa diikuti amal saleh, maka keimanannya tidak ada artinya. Sebaliknya, amal saleh tanpa didasari iman yang benar maka amalnya tidak ada nilainya di hadapan Allah Swt. Keimanan harus dibuktikan dengan amal saleh dan amal saleh harus dilandasi dengan keimanan yang benar. Kebalikan dari amal saleh adalah amal sayyi’ah, yaitu amal yang mendatangkan mudarat baik bagi pelakunya maupun orang lain. Sungguh rugi seseorang yang berbuat buruk di dunia ini, padahal dunia ini adalah ladang amal untuk kehidupan akhirat. Setiap amal baik atau buruk meskipun sangat kecil tetap akan mendapat balasan yang adil dari Allah Swt. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surat az-Zalzalah/99 7-8 فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ “ maka siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah biji sawi, niscaya dia akan melihat balasannya 7. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah biji sawi, dia akan melihat balasannya.” az Zalzalah/99 7-8 Suatu amal saleh akan sah jika memenuhi syarat sebagai berikut a. Amal saleh dilakukan dengan mengetahui ilmunya. b. Amal saleh itu dikerjakan dengan niat ikhlas karena Allah Swt. c. Amal saleh itu hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan Hadis. Pernahkah kalian melihat orang atau temanmu beramal, tetapi sedikit sekali? Janganlah kalian meremehkannya atau menghina karena sedikit amalnya. Sebab nilai sebuah amal tidak semata-mata tergantung banyak atau sedikitnya, tetapi juga terletak pada keikhlasannya. Sedangkan nilai keikhlasan amal seseorang hanya Allah Swt. yang mengetahui. Allah Swt. mencintai seorang hamba yang beramal secara terus-menerus meskipun sedikit. Memang yang paling baik adalah beramal banyak serta ikhlas, dan dilakukan terus menerus. Rasulullah pernah bersabda “ Dar Abu Dzar Jundub Bin Junadah berkata Nabi bersabda kepadaku “janganlah sekali-kali kamu mencemooh perbuatan baik seberapa pun kecilnya, walaupun perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap saudaramu dengan muka yang berseri-seri” Muslim Wahai generasi muda Islam, ketahuilah bahwa amal saleh ada tiga macam, yaitu 1 Amal saleh terhadap Allah Swt., yaitu menjalankan perintah Allah Swt. dan meninggalkan larang-Nya. Contohnya adalah salat, zakat, puasa, membaca al-Qur’an dan ibadah lainnya 2 Amal saleh terhadap manusia, yaitu menjalankan hak dan kewajiban terhadap sesama manusia. Contohnya adalah memberikan senyuman, bersikap ramah, bertutur kata yang santun, dan menolong kaum duafa. 3 Amal saleh terhadap lingkungan alam yaitu menjaga kelestarian alam contohnya adalah membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan mendaur ulang sampah dan melakukan penghijauan. Di samping tiga amal saleh tersebut ada suatu amal kebajikan yang disebut amal jariyah. Amal jariyah yaitu perbuatan kebajikan yang dilakukan secara ikhlas dengan mengharapkan rida Allah Swt. dan mendatangkan pahala bagi pelakunya meskipun ia telah meninggal. Pahala amal jariyah akan terus mengalir selama orang yang masih hidup masih dapat memanfaatkan hasil kebajikan yang ia tinggalkan di dunia. Rasulullah bersabda “dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” Muslimsaudaramu dengan muka yang berseri-seri” Muslim 2. MANFAAT BERAMAL SALEH Seseorang yang beramal saleh akan memperoleh manfaat sebagai berikut 1 Diberi ampunan dan pahala yang besar oleh Allah Swt. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam al-Maidah/5 9 yang artinya “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, bahwa mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” 2 Diberi tambahan petunjuk. Hal ini sesuai dengan Maryam/19 76 yang artinya “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal kebajikan yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.” 3 Diberi kehidupan yang baik dan layak. Hal ini sesuai dengan an-Nahl/16 97 yang artinya “Siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” 4 Dihapuskan dosa-dosanya. Hal ini sesuai dengan al-Ankabut/29 7 yang artinya “Dan orang orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” 5 Dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan al-Asr/103 1-3 “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” Berbaik sangka atau Husnudzon merupakan perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang muslim. Lawan dari husnudzon adalah su’udzon atau buruk sangka. Berburuk sangka merupakan perilaku tercela yang akan mendatangkan mudarat, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Allah Swt. melarang berburuk sangka, sebagaimana firman-Nya dalam al-Hujurat/49 12 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” al Hujurat/49 12 Rasulullah juga melarang berburuk sangka, sebagaimana hadis berikut ini “Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda “Jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta.” Bukhari Wahai anak yang saleh, marilah kita membiasakan diri berbaik sangka dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja bentuk berbaik sangka itu? Berbaik sangka ada tiga macam, yaitu 1 Berbaik sangka kepada Allah Swt. Orang yang berbaik sangka kepada Allah Swt. akan senantiasa bersyukur atas semua kenikmatan dari-Nya, dan bersabar atas semua cobaan. Mengapa kita harus bersyukur kepada Allah Swt? Allah Swt. telah memberikan karunia dan kenikmatan yang tidak ternilai harganya kepada manusia. Maka, sudah seharusnya manusia bersyukur kepada Allah Swt. Lalu, mengapa kita harus bersabar atas semua cobaan ? Allah Swt. memiliki sifat-sifat sempurna dan tidak mungkin Allah Swt. menghendaki keburukan bagi hamba-hamba-Nya. Setiap cobaan dan ujian dari Allah Swt. tidak bertujuan menyakiti hamba-Nya, tetapi untuk menguji ketaatan, keimanan, dan kesabarannya. 2 Berbaik sangka kepada diri sendiri. Pernahkah kalian mengalami kesulitan hidup? Jika pernah, bagaimana cara kalian menyikapinya? Seseorang yang berbaik sangka kepada diri sendiri akan memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras. Sebaliknya, seseorang yang berburuk sangka kepada diri sendiri, ia akan merasa pesimis, tidak percaya diri, dan malas berusaha. 3 Berbaik sangka kepada orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Orang lain di sekitar kita harus diperlakukan secara baik, santun, saling menyayangi, dan menghormati. Berprasangka baik kepada orang lain akan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Sikap buruk sangka hanya akan memicu perpecahan dan konflik. Banyak pertikaian dan kerusuhan terjadi karena sikap buruk sangka. Jika ada isu-isu negatif hendaknya diklarifikasi tabayyun terlebih dahulu agar kita tidak terjerumus kepada sikap curiga dan buruk sangka. Oleh karena itu, mari kita tumbuhkan prasangka baik kepada keluarga, teman, tetangga, dan sesama manusia agar hidup kita bahagia dunia sampai akhirat. 4. MANFAAT BAIK SANGKA Seseorang yang membiasakan diri berbaik sangka akan memperoleh manfaat sebagai berikut 1 Hidup menjadi tenang dan optimis Seseorang yang berbaik sangka kepada Allah Swt. akan senantiasa bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan dan bersabar apabila mendapatkan ujian serta cobaan. Hal ini akan menjadikan hidupnya tenang dan penuh optimis. 2 Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan. 3 Membentuk pribadi yang tangguh 4 Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain 5 Menjadikan seseorang kreatif 6 Menyebabkan seseorang tidak mudah putus asa 7 Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik. 8 Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama. 9 Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain. E. KISAH TELADAN Kejujuran Seorang Wanita Salihah Saat itu tengah malam di kota Madinah. Kebanyakan warga kota sudah tidur. Umar bin Khatab berjalan menyelusuri jalan-jalan di kota. Dia coba untuk tidak melewatkan satupun dari pengamatannya. Menjelang dini hari, pria ini lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Tanpa sengaja, terdengarlah olehnya percakapan antara ibu dan anak perempuannya dari dalam rumah dekat dia beristirahat. “Nak, campurkanlah susu yang engkau perah tadi dengan air,” kata sang ibu. “Jangan ibu. Amirul mukminin sudah membuat peraturan untuk tidak menjual susu yang dicampur air,” jawab sang anak. “Tapi banyak orang melakukannya Nak, campurlah sedikit saja. Yakinlah bahwa Amirul Mukminin tidak mengetahuinya,” kata sang ibu mencoba meyakinkan anaknya. “Ibu, Amirul Mukminin mungkin tidak mengetahuinya. Tapi, Rabb dari Amirul Mukminin pasti melihatnya,” tegas si anak menolak. Mendengar percakapan ini, berurailah air mata pria ini. Karena subuh menjelang, bersegeralah dia ke masjid untuk memimpin salat Subuh. Sesampai di rumah, dipanggilah anaknya untuk menghadap dan berkata, “Wahai Ashim putra Umar bin Khattab. Sesungguhnya tadi malam saya mendengar percakapan istimewa. Pergilah kamu ke rumah si Fulan dan selidikilah keluarganya.” Ashim bin Umar bin Khattab melaksanakan perintah ayahandanya yang tak lain memang Umar bin Khattab, Khalifah kedua yang bergelar Amirul Mukminin. Sekembalinya dari penyelidikan, dia menghadap ayahnya dan mendengar ayahnya berkata, “Pergi dan temuilah mereka. Lamarlah anak gadisnya itu untuk menjadi isterimu. Aku lihat insya allah ia akan memberi berkah kepadamu dan anak keturunanmu. Mudah-mudahan pula ia dapat memberi keturunan yang akan menjadi pemimpin bangsa.” Begitulah, menikahlah Ashim bin Umar bin Khattab dengan anak gadis tersebut. Dari pernikahan ini, Umar bin Khattab dikaruniai cucu perempuan bernama Laila, yang nantinya dikenal dengan Ummi Ashim. Suatu malam setelah itu, Umar bermimpi. Dalam mimpinya dia melihat seorang pemuda dari keturunannya, bernama Umar, dengan kening yang cacat karena luka. Pemuda ini memimpin umat Islam seperti dirinya memimpin umat Islam. Mimpi ini diceritakan hanya kepada keluarganya saja. Saat Umar meninggal, cerita ini tetap terpendam di antara keluarganya. Ummi Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Abdul Aziz adalah Gubernur Mesir di era khalifah Abdul Malik bin Marwan 685 – 705 M. Dari pernikahan Ummi Ashim dengan Abdul Aziz bin Marwan lahirlah Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Sumber DAFTAR PUSTAKA Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
40e02V. 0jyyb7zpfq.pages.dev/1980jyyb7zpfq.pages.dev/2140jyyb7zpfq.pages.dev/5290jyyb7zpfq.pages.dev/3960jyyb7zpfq.pages.dev/2970jyyb7zpfq.pages.dev/2080jyyb7zpfq.pages.dev/5400jyyb7zpfq.pages.dev/389
hamba allah swt yang saleh akan mendapat balasan sempurna berupa